Pertanda (11-10-2012)
“Ayah, bangun. Perutku sakit” kata istriku membangunkan. Jam
1.30 pagi. Kupikir mungkin saja ini hanya kontraksi biasa, karena sudah sering
istriku mengalami kontraksi. Bahkan pernah kami menyangka sudah waktunya akan
melahirkan, juga karena sakit perut.
Namun sakit yang dirasakan kali ini beda. Jika selama ini
sakit (kontraksi), kemudian berhenti, tetapi kali ini sakitnya berulang. Selang
beberapa menit, sakit di perut datang lagi. Persis seperti yang tertera di
banyak buku-buku yang membahas tentang kehamilan. Apabila kontraksi yang
dialami selang beberapa menit datang
lagi, maka itu adalah salah satu pertanda akan melahirkan.
Sekitar lima belas menit menunggu, taksi akhirnya tiba. Kami
pun bergegas ke rumah sakit.
Kelahiran (11-10-2012)
Sesampai di rumah sakit bagian IGD Obgyn, langsung ditangani
oleh dokter jaga malam itu. Sambil mempersiapkan semua peralatan, istriku
disuruh berbaring untuk kemudian diperiksa. Ternyata sudah Pembukaan 4. Berbeda
dengan kelahiran anak pertama kami, Assyifa Kayla Mirza. Membutuhkan waktu yang
agak lama untuk mencapai Pembukaan 4.
Sambil menahan rasa sakit, istriku tetap diminta tenang oleh
dokter. Walaupun sebenarnya istriku telah mengalami proses persalinan sebelumnya,
namun tetap saja membuat diriku khawatir. Suami mana yang tidak khawatir
melihat istri yang mengalami kesakitan begitu hebat dalam proses persalinan. Dalam
hati, diriku hanya bisa berdoa, “Ya Allah, mudahkan proses persalinan istriku.
Sungguh, aku berserah padaMu ya Allah”.
“Dok, ada yang mengalir, kata istriku”. Setelah diperiksa,
benar saja. Air ketuban telah pecah. Berarti saat-saat persalinan semakin
dekat. Semakin gugup juga aku dibuatnya. Pintu ditutup. Sebelumnya, di ruangan
tersebut juga telah ada seorang pasien. Pasien tersebut pun kemudian
dipindahkan ke ruangan lain.
“Dok, sepertinya udah mau keluar”.
“Eh, bu. Jangan ngedan dulu, ya. Tahan dulu sebentar”
“Dok, beneran ini, udah mau keluar” istriku setengah
berteriak
“Tahan dulu Bu. Jangan ngedan. Ah, Ibu...seperti tidak
pernah melahirkan saja”
Aku juga heran, koq bayi yang hampir keluar malah disuruh
tahan dulu oleh dokter.
“Iya, tahan dulu bu, ya. Jangan dulu ngedan. Tuh, kepala
anak ibu udah mulai kelihatan. Nanti saya suruh ngedan, baru ibu ngedan” kata
dokter
Oh, ternyata begitu. Aku baru tahu mengapa ngedan disuruh
tahan dulu oleh dokter.
Eh, tapi tunggu dulu, tahu ngedan itu apa ‘kan. Bagi yang
belum tahu, ngedan itu artinya berkuat. Sama prosesnya ketika buang air besar. Kita
harus berkuat dulu baru kotoran kita bisa keluar. Tetapi berkuat yang ini beda. Bayangkan coba, begitu ngedan manusia
bisa keluar dari liang sesempit itu. Subhanallah....
Nah, ternyata dokter menyuruh untuk tidak terlalu cepat ngedan
agar bagi para ibu yang akan melahirkan bisa menghemat tenaga. Jika terlalu
cepat ngedan, maka energi atau tenaga bagi para ibu akan cepat terkuras. Dikhawatirkan,
bayi belum sepenuhnya keluar malah tenaga ibu telah habis terkuras.
Tetapi sementara buang air besar ngedannya jangan ditahan ya
bu...nanti sembelit, hehehe
Kepalanya kini telah menyembul keluar. Dokter pun memegang
kepalanya dan mengambil ancang-ancang untuk menarik. Andai saja aku tidak kuat
melihatnya, pasti jatuh pingsan.
“Nah, sekarang ngedan bu!” kata dokter. Dengan sekali ngedan,
dokter mulai menarik kepala yang telah menyembul perlahan-lahan. Leher, dada,
perut, hingga kaki pun keluar.
Oe...oe...suara tangis anakku memenuhi ruangan. Panik,
gugup, gelisah, otomatis hilang melihat anakku lahir ke dunia dengan selamat. Perkiraan
dokter kandungan tempat kami kami memeriksakan kehamilan tentang jenis kelaminnya
tepat. Perempuan. Alhamdulillah....
Tepat pukul 04.00 pagi, bayi kami lahir dengan selamat
dengan berat 3,6kg dan panjang 51cm. Ukuran yang lumayan besar, karena anak
pertama kami ketika lahir hanya 2,9kg.
Setelah tali pusar dipotong dan bayi kami dibersihkan lalu
diberi pakaian, sebagaimana disunnahkan, aku pun mengumandangkan azan di
telinga kanan lalu iqamat di telinga kirinya.
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu, Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal daging, dan segumpal daging itu, Kami jadikan tulang-belulang, lalu
tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."
(QS Al-Mu'minuun: 12-14)
Setelah proses persalinan, istriku masih harus mendapatkan
perawatan. Karena ketika melahirkan panggul agak diangkat, maka terdapat
robekan yang harus dijahit.
Setelah dijahit dan segala sesuatunya dibersihkan, kami
menunggu beberapa jam untuk kemudian dipindahkan ke ruangan lain.
Perkenalkan, inilah anak kedua kami...
Foto tersebut diambil sekitar 1 jam setelah proses
persalinan.
Nah, foto berikut 2 hari setelah lahir
Nama
Sebenarnya telah ada nama yang kusiapkan dari dulu. Jadi untuk
nama tunggu pengumuman resmi dari blog ini...hehe
Selamat datang ke dunia ini Nak...semoga kelahiranmu
memberikan berkah bagi keluarga kita, sebagai penyejuk dan penghangat keluarga.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya kepadamu hingga dewasa
kelak...Amin...
Ahlan wasahlan Anakku!
NB:
Bagi teman-teman yang belum menikah, kami doakan agar cepat
menikah.
Yang belum memiliki momongan, Allah Maha Pemberi, maka
mintalah kepadaNya. Insya Allah akan diberi
Yang sementara mengandung anak pertama, yakinlah...”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5-6)
Sulitnya
ketika mengidam, lelahnya ketika mengandung dan sakitnya ketika melahirkan,
seketika akan dibayar dengan kebahagiaan mendengar tangisan pertama dan melihat
wajah lugunya...Insya Allah
1 komentar:
Comelnya...
Macam Kayla...
Semoga jadi anak sholehah ya...
Amin ya Allah...
Posting Komentar