Minggu, 14 Oktober 2012

Ahlan wasahlan Anakku!


Pertanda (11-10-2012)

“Ayah, bangun. Perutku sakit” kata istriku membangunkan. Jam 1.30 pagi. Kupikir mungkin saja ini hanya kontraksi biasa, karena sudah sering istriku mengalami kontraksi. Bahkan pernah kami menyangka sudah waktunya akan melahirkan, juga karena sakit perut.

Namun sakit yang dirasakan kali ini beda. Jika selama ini sakit (kontraksi), kemudian berhenti, tetapi kali ini sakitnya berulang. Selang beberapa menit, sakit di perut datang lagi. Persis seperti yang tertera di banyak buku-buku yang membahas tentang kehamilan. Apabila kontraksi yang dialami  selang beberapa menit datang lagi, maka itu adalah salah satu pertanda akan melahirkan.

Karena desakan istri, taksi kutelpon. Sebelumnya, tetangga yang memiliki kendaraan pernah menawarkan untuk mengantar ke rumah sakit jika sewaktu-waktu akan melahirkan. Namun berhubung waktunya tengah malam dan waktunya orang beristirahat, lebih baik menelpon taksi daripada merepotkan tetangga. Berharap cemas, karena biasanya taksi agak lama tiba.

Sekitar lima belas menit menunggu, taksi akhirnya tiba. Kami pun bergegas ke rumah sakit.

Kelahiran (11-10-2012)

Sesampai di rumah sakit bagian IGD Obgyn, langsung ditangani oleh dokter jaga malam itu. Sambil mempersiapkan semua peralatan, istriku disuruh berbaring untuk kemudian diperiksa. Ternyata sudah Pembukaan 4. Berbeda dengan kelahiran anak pertama kami, Assyifa Kayla Mirza. Membutuhkan waktu yang agak lama untuk mencapai Pembukaan 4.

Sambil menahan rasa sakit, istriku tetap diminta tenang oleh dokter. Walaupun sebenarnya istriku telah mengalami proses persalinan sebelumnya, namun tetap saja membuat diriku khawatir. Suami mana yang tidak khawatir melihat istri yang mengalami kesakitan begitu hebat dalam proses persalinan. Dalam hati, diriku hanya bisa berdoa, “Ya Allah, mudahkan proses persalinan istriku. Sungguh, aku berserah padaMu ya Allah”.

“Dok, ada yang mengalir, kata istriku”. Setelah diperiksa, benar saja. Air ketuban telah pecah. Berarti saat-saat persalinan semakin dekat. Semakin gugup juga aku dibuatnya. Pintu ditutup. Sebelumnya, di ruangan tersebut juga telah ada seorang pasien. Pasien tersebut pun kemudian dipindahkan ke ruangan lain.

“Dok, sepertinya udah mau keluar”.
“Eh, bu. Jangan ngedan dulu, ya. Tahan dulu sebentar”
“Dok, beneran ini, udah mau keluar” istriku setengah berteriak
“Tahan dulu Bu. Jangan ngedan. Ah, Ibu...seperti tidak pernah melahirkan saja”

Aku juga heran, koq bayi yang hampir keluar malah disuruh tahan dulu oleh dokter.

“Iya, tahan dulu bu, ya. Jangan dulu ngedan. Tuh, kepala anak ibu udah mulai kelihatan. Nanti saya suruh ngedan, baru ibu ngedan” kata dokter

Oh, ternyata begitu. Aku baru tahu mengapa ngedan disuruh tahan dulu oleh dokter.

Eh, tapi tunggu dulu, tahu ngedan itu apa ‘kan. Bagi yang belum tahu, ngedan itu artinya berkuat. Sama prosesnya ketika buang air besar. Kita harus berkuat dulu baru kotoran kita bisa keluar. Tetapi berkuat  yang ini beda. Bayangkan coba, begitu ngedan manusia bisa keluar dari liang sesempit itu. Subhanallah....

Nah, ternyata dokter menyuruh untuk tidak terlalu cepat ngedan agar bagi para ibu yang akan melahirkan bisa menghemat tenaga. Jika terlalu cepat ngedan, maka energi atau tenaga bagi para ibu akan cepat terkuras. Dikhawatirkan, bayi belum sepenuhnya keluar malah tenaga ibu telah habis terkuras.
Tetapi sementara buang air besar ngedannya jangan ditahan ya bu...nanti sembelit, hehehe

Kepalanya kini telah menyembul keluar. Dokter pun memegang kepalanya dan mengambil ancang-ancang untuk menarik. Andai saja aku tidak kuat melihatnya, pasti jatuh pingsan.

“Nah, sekarang ngedan bu!” kata dokter. Dengan sekali ngedan, dokter mulai menarik kepala yang telah menyembul perlahan-lahan. Leher, dada, perut, hingga kaki pun keluar.

Oe...oe...suara tangis anakku memenuhi ruangan. Panik, gugup, gelisah, otomatis hilang melihat anakku lahir ke dunia dengan selamat. Perkiraan dokter kandungan tempat kami kami memeriksakan kehamilan tentang jenis kelaminnya tepat. Perempuan. Alhamdulillah....

Tepat pukul 04.00 pagi, bayi kami lahir dengan selamat dengan berat 3,6kg dan panjang 51cm. Ukuran yang lumayan besar, karena anak pertama kami ketika lahir hanya 2,9kg.

Setelah tali pusar dipotong dan bayi kami dibersihkan lalu diberi pakaian, sebagaimana disunnahkan, aku pun mengumandangkan azan di telinga kanan lalu iqamat di telinga kirinya.

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu, Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal daging, dan segumpal daging itu, Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS Al-Mu'minuun: 12-14)

Setelah proses persalinan, istriku masih harus mendapatkan perawatan. Karena ketika melahirkan panggul agak diangkat, maka terdapat robekan yang harus dijahit.
Setelah dijahit dan segala sesuatunya dibersihkan, kami menunggu beberapa jam untuk kemudian dipindahkan ke ruangan lain.

Perkenalkan, inilah anak kedua kami...


Foto tersebut diambil sekitar 1 jam setelah proses persalinan.

Nah, foto berikut 2 hari setelah lahir

Nama

Sebenarnya telah ada nama yang kusiapkan dari dulu. Jadi untuk nama tunggu pengumuman resmi dari blog ini...hehe

Selamat datang ke dunia ini Nak...semoga kelahiranmu memberikan berkah bagi keluarga kita, sebagai penyejuk dan penghangat keluarga. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya kepadamu hingga dewasa kelak...Amin...

Ahlan wasahlan Anakku!

NB:
Bagi teman-teman yang belum menikah, kami doakan agar cepat menikah.
Yang belum memiliki momongan, Allah Maha Pemberi, maka mintalah kepadaNya. Insya Allah akan diberi
Yang sementara mengandung anak pertama, yakinlah...”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5-6)
Sulitnya ketika mengidam, lelahnya ketika mengandung dan sakitnya ketika melahirkan, seketika akan dibayar dengan kebahagiaan mendengar tangisan pertama dan melihat wajah lugunya...Insya Allah
 

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Comelnya...
Macam Kayla...
Semoga jadi anak sholehah ya...
Amin ya Allah...