Selasa, 25 September 2018

Hari ke - 16 : 5S

Dedaunan mulai berserakan di jalan setapak. Tampak sudah mulai banyak daun yang berganti warna, bersiap memasuki musim dingin. Sengaja saya bangun pagi-pagi untuk menyusuri hutan kota Obihiro yang hanya bersebelahan langsung dengan Jica Obihiro. Ditemani kawan asal Nepal, kami berdua menyusuri hutan kota ini. Mungkin sekitar 3 km kami berjalan, belum ada setengah hutan kota ini kami lalui. Sangat luas! Pemerintah kota Obihiro telah menetapkan kawasan ini sebagai hutan kota. Tampak beberapa warga lokal juga melakukan jalan pagi dalam hutan ini. 









Kagum saya melihat hutan kota ini. Jalan setapak semuanya diaspal, dengan ukuran cukup lebar. Dan di beberapa tempat telah tersedia gazebo bagi warga yang ingin memanfaatkannya sebagai tempat istirahat atau sarana berkumpul. Bersih, bebas dari sampah. Yang ada hanya dedaunan yang berserakan di jalan setapak, sesekali terdengar kicauan burung dan tupai yang melompat kesana kemari. Tidak mau terlena dengan suasana hutan kota, kami bergegas kembali ke Jica karena hari ini kami akan mengunjungi pabrik pembuat mesin panen untuk sugar bit. 

Nichino Seiko Co., Ltd. Perusahaan ini berlokasi di Kota Ashoro, menempuh waktu satu setengah jam dari Kota Obihiro. Berdiri sejak 1967, perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur dengan memproduksi mesin penanam dan pemanen tanaman sugar bit. 90 persen produk perusahaan ini adalah mesin untuk sugar bit, karena Hokkaido memang terkenal sebagai penghasil sugar bit. 

Kami diterima oleh Managing Director di pintu masuk, dan diarahkan menuju ruang rapat di lantai 2. Melihat kedatangan kami, karyawan kantor yang sementara bekerja seketika berdiri dan menyapa kami. Di ruang rapat, salah satu dinding nya dipenuhi pajangan semacam sertifikat berwarna kuning dengan bingkai berukuran A5, Sangat banyak. Kami mendapat penjelasan bahwa sertifikat tersebut merupakan sertifikat hak paten yang telah mereka peroleh.

Selesai mendapat penjelasan singkat tentang perusahaan ini, kami diarahkan menuju pabrik pembuatan mesin mereka. Dimulai dari proses pemotongan bahan menggunakan laser cutting/gergaji, proses pengelasan (menggunakan robot dan manual), proses pengecatan, proses perakitan hingga tahap terakhir yaitu ujicoba produk. Sebelum memasuki proses produksi, diawali dari ruang desain menggunakan aplikasi 3D CAD. 

Semua tempat yang kami kunjungi memiliki lokasi masing-masing. Setiap lokasi sangat bersih, bahan baku diatur dengan sangat rapi. Rupanya perusahaan ini telah menerapkan metode 5S dan dilaksanakan dengan patuh oleh semua karyawannya. Metode ini merupakan manajemen operasional yang telah banyak diterapkan di perusahaan nasional maupun instansi pemerintah. 

Toyota, salah satu perusahaan Jepang yang sukses menerapkan dan menyebarluaskan sistem 5S dan Kaizen
5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh.[1] Penerapan 5S umumnya diberlakukan bersamaan dengan penerapan kaizen agar dapat mendorong efektivitas pelaksanaan 5S.[1] Di Indonesia metode ini dikenal dengan istilah 5R, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C.[1]
Isi dari 5S antara lain :
  1. 整理 (seiri), Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja.[1][2]
  2. 整頓 (seiton), Rapi, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.[1][2]
  3. 清楚 (seiso), Resik, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.[1][2]
  4. 清潔 (seiketsu), Rawat, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus mematuhi ketiga tahap sebelumnya.[1][2]
  5. 躾け (shitsuke), Rajin, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam menjalankan seluruh tahap 5S.[1][2]
Penerapan 5S harus dilaksanakan secara bertahap sesuai urutannya.[1][3] Jika tahap pertama (seiri) tidak dilakukan dengan baik, maka tahap berikutnya pun tidak akan dapat dijalankan secara maksimal, dan seterusnya.[1][3] 
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/5s

Perusahaan ini mempekerjakan 53 orang dan sangat memperhatikan kesehatan karyawan. Khusus bagian pengelasan, setiap karyawan memakai baju pelindung yang mirip dengan baju astronot. Mereka menggunakan helem full face khusus yang menggunakan aliran udara. Kaca nya juga otomatis gelap, menyesuaikan ketika proses pengelasan berlangsung. Sayangnya, kami tidak boleh mengambil foto pada setiap proses produksi. (no pic = hoax 😁).


Tahun ini, Nishino telah memproduksi 190 unit mesin sugar bit yang proses produksinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan para petani. Saat sesi tanya jawab, saya sempat bertanya tentang harga produk ini. Harganya sekitar 13 milyar rupiah, dan petani dapat melunasinya setelah masa panen. Hanya saja di negara kita tidak membutuhkan mesin seperti ini, karena kita menggunakan tebu sebagai bahan baku pembuatan gula pasir. Mereka tidak memproduksi mesin penanam dan pemanen padi karena telah ada perusahaan besar merek Kubota, yang telah memiliki jaringan di Indonesia. 


Tidak ada komentar: