Kamis, 13 September 2018

Hari ke-4, Course Orientation Session


Mr. Shinichi Tsuboi, MBA.
President of Insight Management, Inc.
Masih ada 10 menit sebelum kelas dimulai. Ruangan tampak lengang. Hanya ada satu orang Jepang, bertugas sebagai koordinator program sedang mempersiapkan ruang kelas. Salah satu peserta asal Ghana juga hadir dalam kelas. Menggunakan pakaian yang saya kira batik. Sekilas mirip, tapi merupakan pakaian khas Ghana, sama seperti batik, yang saya kenakan. Mulai hari ini kami akan banyak menghabiskan waktu hampir selama 2 minggu kedepan untuk belajar. Belajar tentang apa?
Local Industry Development in Agricultural Regions by Strengthening Capacity of Management and Marketing. Peserta seluruhnya berjumlah 12 orang, yang berasal dari negara Eswatini, Fiji, Georgia, Ghana, Indonesia, Jamaica, Laos, Micronesia, Myanmar, Nepal, South Sudan dan Yaman.

Ruang kelas
Bersama peserta asal Ghana.
Saya sempat berbincang sedikit dengan peserta asal Ghana. Dimah nama panggilannya. Dia menjelaskan bahwa Ghana merupakan salah penghasil kakao terbesar di dunia. Lotte yang merupakan perusahaan besar asal Jepang menggunakan merek Ghana untuk produk coklat mereka. Ghana juga sudah memiliki perusahaan coklat nasional sendiri yang sudah menjadi produk lokal kebanggaan Ghana. Indonesia kapan ya, punya perusahaan coklat nasional.




Kelas dimulai. Sebelum memberikan materi, dia mengenalkan dirinya terlebih dahulu. Namanya Shinichi Tsuboi, presiden Insight Management, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi, managemen perusahaan dan pengembangan industri daerah. Perusahaannya memiliki visi "Better Management for a Better World". Sebelumnya, dia pernah menjadi relawan JICA di Honduras selama 2 tahun di bidang pertanian. Setelah itu bekerja di Microsoft lebih dari 5 tahun, kemudian mendirikan perusahaannya sendiri.

Should we start? katanya. Lalu mengeluarkan semacam tongkat pendek dengan ujung berwarna merah. Menaruhnya di pinggang, lalu menariknya seperti seorang samurai mengeluarkan pedang dari sarungnya. Ternyata alat itu adalah untuk penunjuk layar. Tidak menggunakan laser pointer sama sekali. Very old fashion..😅 Semua peserta tertawa. Suasana langsung cair seketika. Padahal dengan teknologi maju yang mereka miliki, masih tetap menggunakan tongkat penunjuk. Sama ketika masih SD dulu, guru menggunakan tongkat penunjuk sekaligus tongkat pemukul bagi murid2 yang bandelnya tidak ketulungan.

Selama pelatihan, Shinichi-san lah yang akan memberikan pengetahuan dan pengalamannya sebagai seorang konsultan ahli yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada peserta sebelumnya sejak 2006. Di dalam metode pengajarannya, dia menerapkan Participatory Teaching Method. Dia ingin agar semua peserta aktif berdiskusi. Dia tidak ingin dianggap sebagai dosen yang hanya memberikan ceramah/kuliah kepada mahasiswanya, setelah itu perkuliahan selesai. Dia ingin dianggap sebagai pelatih, kami lah yang aktif memberikan pendapat dan saran kepada sesama peserta agar terjadi transfer ilmu dan pengetahuan. Tahu tidak? Metode pengajaran 1 arah, daya ingatnya hanya 5%. Akan sangat jauh berbeda apabila menerapkan metode "Teaching others" dengan daya ingat mencapai 90%.

Ada satu aturan ketat yang dia sampaikan kepada kami sebagai peserta. JANGAN MENGGUNAKAN HP DALAM KELAS! Beberapa peserta yang menaruh HP di atas meja, diminta untuk memasukkan nya ke dalam tas atau ke dalam kantong. Dia tidak ingin mata peserta selain melihat kedepan, juga melihat ke layar Hp mereka di atas meja. Dia tidak ingin konsentrasi peserta terganggu karena hape. Sedikit2 melihat sudah berapa "Like" di Facebook setelah upload foto, atau setelah upload status. Dia menjelaskan bahwa kesempatan ini adalah kesempatan yang sangat berharga. Panitia telah bekerja begitu keras untuk mendatangkan para peserta, menyusun, dan menyiapkan materi. Dia juga menjelaskan bahwa para peserta adalah orang2 terpilih yang mewakili negara masing2, padahal sangat banyak peserta yang mendaftar untuk program ini, tetapi hanya 12 orang yang terpilih.

Penjelasan selanjutnya yang sangat menarik. Dia sempat menjelaskan tentang FACEBOOK. Pertanyaan singkat, katanya. Apa jurusan Mark Zuckerberg, pendiri Facebook ketika dia kuliah di Harvard? PSIKOLOGI. Mark tahu dengan pasti bagaimana membuat seseorang bisa ketagihan. Ada yang merasa ketagihan dengan Facebook? Sedikit2 cek status, cek foto, cek sudah berapa Like...Sebagai seorang psikolog, Mark mampu membuat produk ciptaannya menjadi candu bagi begitu banyak orang di dunia. Saya sudah tidak menggunakan Facebook lagi, kata Shinichi-san.

ICPA. Inilah prinsip yang diterapkan selama pelatihan. Integrity, Courage, Politeness, and Acceptance. Integritas, Keberanian, Kesopanan dan Penerimaan.

Ketika memberi penjelasan tentang Courage (Keberanian), dia lalu mengeluarkan Rubik, permainan rumit. Permainan yang harus menyamakan warna di setiap sisi kubus.

Warna apa yang Anda lihat? tanyanya kepada seluruh peserta. Kami pun menjawab Oranye, karena semua peserta melihatnya dari arah depan. Dia lalu bertanya kepada peserta sebelah kanan, bisa melihat warna sisi ini? Biru. Apakah Anda bisa melihat warna sebelah kiri saya? Tidak. Peserta sebelah kiri, warna apa ini? Hijau. Nah! Situasi Anda sekarang seperti ini. Anda berasal dari berbagai negara, beragam budaya, berbeda tradisi, berbeda pola pikir. Di sinilah keberagaman itu menyatu. Sebagai suatu kesatuan. Sama seperti rubik.

Rubik memiliki beragam warna di setiap sisi, tetapi tetap satu kesatuan. Sebagai rubik. Perspektif yang membedakan tergantung dari sisi warna yang Anda lihat. Intinya, dia ingin kami mencoba memiliki keberanian untuk menerima ide, saran dan pemikiran baru yang berasal dari peserta lain. Ada yang berasal dari Asia, Afrika dan Eropa. Setiap peserta memiliki identitas masing-masing. Mulai dari warna kulit, warna rambut, hingga warna pakaian.
Di antara semua peserta, hanya peserta asal Ghana dan Indonesia yang pakaiannya paling terang dan paling berwarna. 😁

Shinichi-san juga mengumpakan seperti tuna netra yang coba menerka bentuk gajah sesuai dengan apa yang mereka pegang.

Penjelasan selanjutnya yang tidak kalah menarik, adalah ketika dia menjelaskan tentang Forgetting Curve (Kurva Lupa). Daya ingat manusia memiliki keterbatasan. Setelah menerima suatu informasi, daya ingat terjun bebas hanya dalam 19 menit. Lebih dari 30 hari, hanya 20% tersisa. Apa yang harus dilakukan?

TAKE NOTES, TAKE MEMO
Catat!!!..setiap informasi penting yang Anda dapatkan. Karena apabila Anda lupa, masih ada yang akan mengingatkan. Review dan baca kembali apa yang telah Anda catat. Ketika daya ingat Anda menurun, akan kembali lagi setelah membaca catatan/memo.

Sama seperti seorang penghafal Al-Qur'an, dibaca sekali tentu tidak akan langsung hafal. Tetapi setelah dibaca berulang kali, InsyaAllah akan hafal.

Sama juga seperti seseorang yang ingin memiliki perut six pack, kayak roti. Sit-up hanya sekali, tanpa pengulangan..bagaimana mungkin bisa dapat perut roti..Langsung lirik ke perut, ah..masih berbentuk adonan.

Kurva lupa



Cukup materi sampai disini. Sudah sore. Sepertinya masih ada waktu untuk keluar. Kami berempat lalu meminjam sepeda yang telah disediakan di JICA Center dan mengitari wilayah sekitar. Sangat jarang menemukan orang menggunakan sepeda motor disini. Yang ada hanya mobil dan sepeda. Jika di Indonesia pemandangan langka bisa melihat mobil-mobil mewah seperti Ferrari, Lamborghini, dkk, disini pemandangan langka jika bisa melihat orang menggunakan sepeda motor. Wajar saja sebenarnya, karena Jepang memiliki 4 musim, dan salah satunya musim dingin/salju. Siapa juga yang mau naik motor apalagi pada saat salju turun. Sampai di tujuan bisa2 sudah tidak bisa turun dari motor karena membeku diterpa hawa dingin.

Saat menyusuri jalan, mata saya langsung tertuju pada salah satu gedung. Recycle Shop namanya. Saya tidak masuk ke dalam toko tersebut, tapi saya bisa menebak, sepertinya itu adalah toko babe (barang bekas). Gedungnya cukup besar, sama seperti toko yang menjual barang-barang baru. Perjalanan kami menyusuri kota sangat menyenangkan. Jalur sepeda dan pejalan kaki telah tersedia di sisi jalan. Lebarnya setengah dari jalan utama. Dan sudah diaspal. Hanya agak bergelombang karena tambalan..Mungkin akibat gempa dan telah diperbaiki.

Agenda besok adalah presentasi dari setiap negara. Saatnya mempersiapkan diri untuk tampil 😊


Gowes!

Recycle shop





Tidak ada komentar: